LATAR BELAKANG ASRAMA
ANAK ASUH SMP BOPKRI I & II WATES KULON PROGO
Berawal dari persekutuan doa BOLAM (setiap Rabu Malam) yang
terdiri dari 3 pasutri (kelurga Pak Endro, keluarga Pak Sri Winarto dan
keluarga Pak Pras), dimana salah satu pergumulan doanya adalah sekolah- sekolah BOPKRI yang nyaris ditutup karena
tidak adanya murid. Disatu sisi kami merasakan bahwa masih banyak anak- anak
yang tidak mampu yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak ada biaya atau
akses pendidikan.
Akhirnya kegiatan persekutuan doa ditambah dengan kunjungan
ke desa- desa perbukitan menoreh (Kokap) dimana ternyata masih banyak anak-anak
yang putus sekolah yang masih punya kemauan yang tinggi dalam hal belajar. Pada
waktu tahun 1996 kami mengangkat 12 anak dari Kokap untuk sekolah di SMP BOPKRI
II Wates. Pada waktu itu anak-anak tinggal bersama keluarga- keluarga jemaat
GKJ Wates. Semakin tahun semakin banyak anak yang ingin menjadi anak asuh dan
dapat melanjutkan sekolah melalui SMP BOPKRI II, karena melalui saudara atau
tetangga banyak mendengar sekolah gratis. Siswa sama sekali tidak di pungut
biaya apapun yang menyangkut pendidikan, semua kami usahakan melalui donatur
dan orang tua asuh. Setiap tahun kami menerima rombongan dari Kokap (dengan
didampingi tokoh masyarakat setempat) untuk diserahkan pada SMP BOPKRI II Wates
untuk dapat bersekolah. Ketika itu sering terjadi anak- anak datang hanya
memakai seragam SD tanpa sepatu dan peralatan yang lain, sehingga ketika
upacara pertama di penerimaan siswa baru, anak-anak yang sudah kelas IX
mengalah tidak ikut upacara karena sepatu dipinjam untuk anak-anak baru kelas
VII.
Karena banyaknya anak asuh dan terbatasnya keluarga yang
bersedia menampung, maka akhirnya anak-anak sepakat untuk tinggal disekolah.
Dengan sarana seadanya, anak-anak tinggal di sekolah. Untuk yang putri tinggal
di ruang perpustakaan, dengan sekat lemari buku dan tempat tidur dari bangku
yang dijajar-jajar, dan yang putra tinggal di ruang OSIS. Untuk makan sehari-
hari dimasakkan oleh salah satu guru honorer dari sekolah SMP BOPKRI II Wates.
Oleh karena terbatasnya dana maka ada kewajiban dari anak-anak tersebut untuk
pulang ke rumahnya kalau hari sabtu siang, dan kembali ke sekolah pada senin
pagi, meski mereka harus menghabiskan waktu sekitar 3 jam dari rumahnya. Kalau
hari senin mereka harus berangkat jam 4 pagi dari rumah, jalan kaki 2 jam dan
dilanjutkan ganti angkutan kota 2 kali.
Secara pendanaan pada waktu itu kami cukup tertolong dengan
beberapa donatur rutin maupun isidental. Pada waktu itu donatur yang menopang
dalam pembiayaan kehidupan sehari hari adalah dari BEMAL PERMIAS (Bengkel Amal
Persatuan Mahasiswa di Amerika Serikat), sedangkan untuk kegiatan sekolah ditopang dari Yayasan
Gloria.
Karena siswa/anak asuh semakin meningkat dan sekolah sudah tidak
layak lagi untuk dihuni maka melalui kunjungan- kunjungan ke sekolah maka ada
bantuan dari salah satu yayasan dari Jakarta yang membangun asrama, kamar mandi
dan dapur buat anak- anak asuh yang sekolah di SMP BOPKRI II.
Sekolah cukup terbantu ketika ada program dari pemerintah
yaitu BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dengan kesungguhan guru-guru untuk
mendidik anak-anak dengan latar belakang ekonomi dan sosial yang tidak terlalu
bagus, maka anak-anak dapat menyelesaikan sekolah di jenjang SMP dengan prestasi
yang cukup baik. Sekolah juga mulai mendapat kepercayaan dari orang tua murid,
dan tidak lagi mendapat kesulitan mendapat murid.
Pada tahun 2011 keadaan SMP BOPKRI I Wates mulai
memprihatinkan dengan tidak adanya murid. Kami mulai mendoakan untuk menampung
anak-anak di sekolah seperti yang dilakukan di SMP BOPKRI II, hanya kami
berpikir untuk anak-anak luar kota bahkan luar jawa (terutama dari Indonesia
Timur).
Dari informasi dari mahasiswa dari Maluku yang kuliah di
Yogyakarta, banyak anak di kampungnya yang membutuhkan pendidikan dan semangat
untuk datang ke Jawa untuk sekolah. Rombongan pertama datang 11 anak dari
Tobelo Maluku, setelah itu dari Kalimantan, Jawa tengah dan sekitar Yogyakarta.
Pada saat ini anak asuh yang berada di asrama SMP BOPKRI I Wates sejumlah 58
anak.
Untuk pendidikan, sarana prasarana dan biaya hidup anak-anak
asrama ditopang dari donatur- donatur yang telah berkunjung di asrama. Selain
anak-anak bersekolah mereka juga mendapatkan ketrampilan yang diberikan oleh sukarelawan-
sukarelawan yang yang terbeban pada pelayanan anak remaja.
Karena latar belakang anak-anak yang berbeda suku, budaya dan
sosial ekonomi tidak mampu, dan usia anak remaja maka untuk asrama SMP BOPKRI I
didampingi oleh Pendeta yang bersedia untuk menjadi koordinator asrama, selain
itu juga ada satu ibu asrama dan satu tukang masak.
Visi dari asrama ini adalah mencari anak yang terhilang dalam
arti membuat dari “nothing “menjadi “something”. Doa kita adalah anak-anak ini
menjadi generasi yang lebih berkualitas.
Misi dari asrama ini adalah keberlanjutan dari sekolah BOPKRI
dalam hal pemenuhan siswa yang harus didik. Selain itu juga membangun kualitas
murid dan keseimbangan nilai2 spriritualitas dan pengetahuan pada siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar